Mari kita ambil beberapa contoh yang menunjukkan bahwa pekerjaan dunia itu susah dan berat tetapi manusia menganggapnya ringan karena daya tariknya yang kuat. Juga contoh urusan-urusan akhirat yang mudah dan ringan tapi umat Islam merasakan urusan itu susah dan berat karena merasa daya tariknya lemah. Kita dapat mengambil contoh beberapa perkara untuk perbandingan sebagai berikut:
* Mana yang lebih berat, shalat Subuh dua rakaat sekitar 20 menit dengan kerja delapan jam sehari? Bahkan demi mencari uang ada kalanya sanggup bekerja sebagai buruh kasar. Betapa beratnya. Namun sebagian umat Islam sanggup tidak shalat Subuh sekedar 20-30 menit tapi tidak jemu-jemu bekerja delapan jam untuk mencari uang.
* Mana lebih berat, menolong kawan karena Allah mungkin sekedar satu-dua jam dibandingkan lari maraton berjam-jam, kadang-kadang terpaksa naik bukit, menyeberang sungai, menuruni jurang yang terjal demi mencari ketenaran dan kemegahan nama. Tentu lebih susah menempuh lari maraton tapi mudah saja manusia dapat melakukannya. Sedankan menolong kawan yang kesusahan terasa amat berat.
* Mana lebih berat, memberi maaf kepada orang yang bersalah kepada kita karena hal itu diperintahkan oleh Allah dengan memenuhi keinginan naik gunung untuk mencari ketenaran dan kemegahan nama. Padahal kita tidak mendaki gunung itu bukan satu kesalahan tapi kita lebih mampu mendaki gunung daripada memberi maaf yang diperintahkan Allah.
* Pergi shalat berjamaah tidaklah memakan waktu yang lama. Tidak juga menempuh perjalanan yang jauh dan tidak meletihkan. Dibandingkan dengan pergi berwisata ke tempat yang jauh yang dan menyita banyak waktu dan meletihkan. Bahkan tidak jarang ada orang yang pergi ke hutan, pantai, hulu sungai atau tempat lain dengan tujuan agar dapat bergaul bebas. Namun orang tidak sanggup pergi shalat berjamaah tapi sanggup pergi berwisata ke tempat yang jauh. Adakalanya sepulang bepergian terlibat pertengkaran dengan suami atau isteri karena merasa sakit hati.
* Banyak orang yang pergi belajar ke luar negeri bertahun-tahun lamanya untuk mencari ijazah agar dapat makan gaji, sanggup meninggalkan orang tua dan tanah air, mengorbankan uang berjuta-juta, bahkan sampai ada yang mati di negeri orang. Mana yang lebih susah, pergi belajar ke luar negeri dengan belajar agama di masjid sekedar satu jam untuk memperbaiki diri, tidak mengorbankan waktu dan uang puluhan juta rupiah, tidak sampai meninggalkan orang tua dan tanah air? Tentulah lebih susah pergi di luar negeri dibandingkan dengan belajar di mesjid sekedar satu-dua jam. Namun kenyataannya, banyak orang yang sanggup pergi ke Amerika tapi tidak sanggup untuk pergi ke masjid.
* Mana lebih berat, hendak berkhidmat melayani ibu dan ayah sekedar satu atau dua jam kemudian orang tuapun memberi makanan, pakaian dan lain-lain, dibandingkan dengan melayani boyfriend atau girlfriend berjam-jam lamanya, bahkan berhari-hari? Ada yang sampai habis uang. Sedangkan orang lain yang melihat pun merasa malu. Adakalanya tidak jujur, rupanya di belakang ada orang lain. Tentu lebih susah melayani boyfriend atau girlfriend daripada melayani ibu dan ayah. Namun banyak yang orang tidak sanggup berkhidmat dengan ibu ayah dan lebih sanggup melayani pacar walaupun susah payah.
* Mana lebih berat, menyumbang klub-klub hiburan, biasanya paling kurang satu juta rupiah agar tidak jatuh status, dengan menyumbang fakir miskin sekedar sepuluh ribu atau dua puluh ribu rupiah? Tentu lebih berat menyumbang klub-klub hiburan daripada bersedekah kepada fakir miskin sekedar sepuluh dua puluh ribu. Namun terasa lebih berat ketika bersedekah, sedangkan untuk menyumbang jutaan rupiah karena nama, sanggup. Adakalanya ketika isteri atau keluarga mengetahuinya, mereka marah. Namun walaupun begitu resikonya, sanggup juga untuk menanggungnya.
* Menonton film yang merusak akhlak atau membaca buku yang tidak bermanfaat dapat dilakukan sampai berjam-jam. Mana yang lebih mengorbankan waktu atau mana lebih susah, dibandingkan dengan berzikir atau membaca Al Quran selama 30 menit. Tentu waktu kita lebih terkorban dengan menonton film serta membaca buku atau novel yang tidak bermanfaat daripada berzikir atau membaca Al Quran sekedar 30 menit. Namun orang lebih sanggup menghabiskan waktu dengan menonton film atau membaca novel daripada berzikir atau mengkaji Al Quran.
* Mana lebih susah, pergi berjudi atau berdisko yang menghabiskan waktu dan uang, kadang sampai mabuk minuman keras, kemudian bertengkar dengan isteri hingga porak poranda rumah-tangga dengan sesekali mengeluarkan harta dan tenaga untuk menolong tetangga yang mengalami kesusahan? Sedangkan hal itu dapat berbuah rasa kasih sayang. Tentu menolong tetangga lebih mudah tapi banyak orang tidak sanggup berbuat, lebih sanggup pergi berjudi atau berdisko, minum alkohol hingga hancur rumah tangga, bertengkar dan berhutang.
* Ada banyak orang yang masuk penjara, dibunuh, difitnah, ditangkap, dipermalukan, dihina dan dicaci-maki oleh orang. Mana yang lebih banyak, disebabkan mencuri, menipu, membunuh, berzina, merampok , memperjuangkan ideologi atau disebabkan mencari rezeki yang halal dan memperjuangkan agama Islam?Sudah tentu yang mencari rezeki yang halal dan karena memperjuangkan agama sangat sedikit dibandingkan yang disebabkan melakukan kejahatan. Tapi karena kejahatan atau keinginan dunia, sesorang sanggup menerima resiko yang berat. Sedangkan kalau demi kebaikan dan kebenaran tidak banyak yang sanggup melakukannya.
jail2.jpg
Setelah kita menguraikan dan membuat perbandingan antara kerja-kerja akhirat dengan kerja-kerja dunia, kita dapat melihat bahwa kerja-kerja dunia lebih-lebih lagi yang bersifat mungkar dan maksiat sebenarnya lebih susah dan lebih berat resikonya daripada kerja-kerja halal dan kerja-kerja akhirat. Namun meskipun demikian kebanyakan orang orang tidak sanggup melakukan kerja-kerja akhirat walaupun lebih mudah dibandingkan melakukan kerja-kerja dunia yang susah dan berat.
Hal ini menunjukkan bahwa kita umat Islam lebih cenderung hatinya kepada dunia daripada akhirat walaupun dunia itu murah dan sementara dibandingkan dengan akhirat yang istimewa dan kekal abadi. Tepat sekali kata pepatah Melayu, “Cinta itu buta”. Cinta kepada apa pun jadi buta, sehingga yang lain tidak terlihat lagi. Yang lain walaupun cantik dan istimewa tidak ada perhatian lagi. Ibarat orang yang jatuh cinta kepada seseorang, ia menjadi lupa kepada yang lain, lupa ayah ibu, lupa kakak dan adik, lupa makan minum, lupa bekerja dan lain-lain lagi. Dan karena cintanya itulah ia sanggup bersusah payah dan sanggup menerima resiko yang berat.
Begitu juga orang yang sudah cinta dan jatuh hati dengan dunia, ia lakan upa kepada akhirat. Ia sanggup bersusah payah untuk dunia, sanggup menerima resiko yang berat bahkan sanggup mati karenanya. Untuk akhirat, walaupun istimewa dan mudah mengerjakannya namun terasa berat untuk karena tidak cinta.
Setelah kita mengkaji bahwa kerja-kerja dunia lebih susah dan berbahaya, lebih berat dan lebih tinggi resikonya daripada kerja-kerja akhirat, apa yang akan menjadi hujah dan alasan kita nanti di hadapan Tuhan di akhirat kelak jika kita meninggalkan urusan akhirat? Sebenarnya tidak ada hujah dan alasan bagi kita untuk meninggalkan urusan akhirat. Oleh karena itu, lebih banyak manusia yang masuk neraka daripada masuk syurga.
Setiap Malem jum'at di Kemandoran Awal Bulan.
jum'at kemudian setelah itu di Mesjid Al-huda (al-hasyimi)
dan bergilir selama sebulan..
23 Apr 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar